PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Pendahuluan
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan
melalui beberapa tahap, dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang
lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya
dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem
rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya
untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam
tahap ini mencakup:
• Kebutuhan stratejik organisasi
• Aspek legal pendukung organisasi
• Masukan kebutuhan dari pengguna
Sistem stratejik dijabarkan dalam:
1. Visi dan Misi; Strategi pengembangan sistem
membutuhkan keputusan politis dari pimpinan tertinggi yang telah dijabarkan
dalam strategi aktivitas organisasi.
2. Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan
kompetensi yang dimiliki. Analisis Tupoksi akan mengarah pada seberapa jauh
pencapaian kinerja organisasi dapat dicapai, dengan menggunakan trend-trend
penting, risiko-risiko yang harus dihadapi dan potensi peluang yang dimiliki
(menggunakan analisis SWOT).
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang
lengkap mengenai efektivitas organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu:
sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan kepuasan pelanggan/
masyarakat yang dilayani.
Tahap-tahap
Pengembangan Sistem
1.Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak
ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut
dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan
perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung
kantor 15 tingkat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek
pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
- Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas
dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan
dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi
ini
memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
- Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan
potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu
kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
- Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali
tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan
untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis
berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
- Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat
pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.
2.Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu
aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis
mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya
langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi
yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi
manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki
dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus
bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik
yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini
adalah masalahmasalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab
dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario
pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan
pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
3.Tahap Perancangan/Desain
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama
dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem
terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari
teknologi informasi yang akan dibangun, seperti system basis data, jaringan
komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim
bisnis atau manajemen, dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan
terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan
berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi,
dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan
manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup
kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek
pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini
adalah masalah-masalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab
dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario
pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan
pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi
atau pengembangansistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis
merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang
bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi
dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah
yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal
penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada
tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan
efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek
sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap
konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru
dikembangkan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling
kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di
dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru
didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal
sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover
(peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan
kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain
untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk
menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara
ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.
6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri
setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus
dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi.
Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana
pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem
informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti
modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem,
penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah
diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak
penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik
proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi
adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat
melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan
perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode-metode pengembangan perangkat lunak yang ada
pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode fungsi/data (function data
methods) dan metode berorientasi objek (object-oriented methods). Pada intinya,
metode fungsi/data memberlakukan fungsi dan data secara terpisah. Motode
berorientasi objek memberlakukan fungsi dan data secara ketat sebagai satu
kesatuan.
Metode fungsi/data membedakan fungsi dan data.
Fungsi, pada prinsipnya, adalah aktif dan memiliki perilaku, sedangkan data
adalah pemegang informasi pasif yang dipengaruhi oleh fungsi. Sistem biasanya
dipilah menurut fungsi, di mana data dikirim di antara fungsi-fungsi tersebut.
Fungsi kemudian dipilah lebih lanjut dan akhirnya diubah menjadi kode sumber
(program komputer).
Sistem yang dikembangkan dengan metode fungsi/data
sering sulit pemeliharaannya. Problem utama dengan metode fungsi/data adalah
bahwa seluruh fungsi harus paham bagaimana data disimpan. Dengan kata lain,
fungsi harus paham struktur datanya. Seringkali, dalam hal-hal
tertentu, tipe data yang berbeda memiliki format
data yang sangat berbeda. Problem lain dalam metode fungsi/data adalah bahwa
manusia secara alami tidak berfikir secara terstruktur. Dalam kenyataannya,
spesifikasi kebutuhan biasanya diformulasikan dalam bahasa manusia.
Metode berorientasi-objek mencoba menstrukturkan
sistem dari item-item yang ada dalam domain masalah. Metode ini biasanya sangat
stabil dan perubahannya sangat sedikit Perubahan yang terjadi biasanya
mempengaruhi hanya satu atau sedikit hal tertentu, yang artinya
perubahan yang dibuat hanya terjadi secara lokal di
sistem.